DISDIKBUD KOTA METRO

Bertempat di Gedung Sesat Nuwo Budaya Kota Metro, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan melaksanakan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) pada tanggal 21 November 2019.

Kegiatan ini dibuka oleh Walikota Metro yang diwakili oleh Staf Ahli Bidang II (Ibu Dian Christini). Dalam sambutannya disampaikan bahwa penyelenggaraan Program GSMS merupakan kegiatan yang memberikan peluang dan kesempatan kepada seniman dan sekolah untuk bersinergi dalam melatih dan mempraktekkan seni budaya di sekolah.

Disampaikan juga bahwa GSMS merupakan kegiatan yang mendukung Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) karena dengan masukkan seniman-seniman ke sekolah diharapkan bisa menjadi metode belajar yang menyenangkan bagi siswa sekaligus menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter melalui seni dan budaya. Dengan adanya GSMS diharapkan mampu menumbuhkembangkan minat bakat peserta didik di bidang seni budaya serta membentuk karakter dan membangun sikap kreatif, apresiatif, dan inovatif peserta didik.

Kepala Bidang Kebudayaan selaku Ketua pelaksana (Ibu Siti Rogayati Seprita, S. Pd, MM) dalam sambutannya mengatakan bahwa dasar pelaksanaan GSMS adalah Peraturan Direktorat Jenderal Kebudayaan Nomor 6 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah Gerakan Siswa Masuk Sekolah Tahun 2019 dan Peraturan Direktorat Jenderal Kebudayaan Nomor: 061/KPTS/D.1/05/2019 Tanggal 05 Juli 2019 tentang Penetapan Seniman, Asisten Seniman Sekolah pada Kegiatan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Tingkat SD dan SMP Tahun 2019.

Ketua pelaksana juga menyampaikan bahwa tujuan dari GSMS adalah a) Menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik di bidang seni budaya; b) Menjalin kerjasama serta sinergi antara sekolah dan seniman; c) Menumbuhkan budaya sekolah yang sehat, menyenengkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan ; d) Membentuk karakter dan membangun sikap kreatif, apresiatif, dan inovatif terhadap peserta didik; e) Meningkatkan ekosistem sekolah yang berbudaya; f) Melestarikan, melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan seni sebagai bagian dari obyek pemajuan kebudayaan.